Sejarah Gereja Ebenhaezer Iungboken-Kel Kolhua-Kota Kupang-NTT
Sejarah
Gereja Ebenhaezer Iungboken
Jl.
Fetor Foenay-Kel. Kolhua
Pada tahun 1999
para tokoh Agama, dan tokoh masyarakat Iungboken telah menggumuli pembangunan
rumah gereja di wilayah Iungboken, namun dari waktu ke waktu rencana itu pun
belum dapat direalisasikan. Pada tahun 2.000 para tokoh agama dan tokoh
masyarakat pernah melakukan pembersihan lokasi gereja di tanah miliki keluarga
Bistolen (Bapak Korinus Bistolen) namun tidak dapat dilanjutkan karena ada
persoalan internal keluarga.
Sampai
pada tanggal 13 Maret 2007, kembali lagi para tokoh masyarakat bertekat untuk
membangun pos pelayanan di Iungboken, diantaranya:
1. Bapak
Yunus Lisnahan
2. Bapak
Minggus Saidjuna
3. Bapak
Oktovianus Sina
4. Bapak
Melianus Lisnahan
5. Bapak
Leonard Radja
6. Bapak
Otniel Olbata
7. Bapak
Yermias Ga
Mereka mengadakan pertemuan pertama
dirumah Bapak Oktovianus Sina, kemudian dimotivasi dengan pertemuan kedua pada
tanggal 6 Maret 2007 bertempat di rumah Bapak Yunus Lisnahan, dengan peserta
rapat:
1. Bapak
Yunus Lisnahan
2. Bapak
Dominggus Saidjuna
3. Bapak
Oktovianus Sina
4. Bapak
Melianus Lisnahan
5. Bapak Leonard Radja
6. Bapak
Sors Bistolen
7. Bapak
Mateos Saidjuna
8. Ibu
Dorkas Bistolen-Lasi
9. Ibu
Serlin Saidjuna
10. Ibu
Wehelmina Lisnahan/Kese
11. Ibu
Ferry Bistolen / Radja
12. Bapak
Yoel Lisnahan
Pertemuan ini memberi petunjuk bahwa
peluang pembangunan pos pelayanan semakin besar, maka disepakatilah untuk
diadakan pertemuan terbuka, dengan melibatkan anggota terdekat khususnya rayon
pelayanan 1,2,3,4 dan 5 waktu pertemuan yang disepakati 14 Maret 2007 di rumah
Bapak Melianus Lisnahan.
Pada tanggal 15 Maret 2007, maksud
mereka pun disampaikan kepada Ketua Majelis Imanuel Kolhua Pdt. H. S. E.
Nenosonu / Nainupu, S.Th melalui beberapa orang yang di utus yaitu: Bapak Yunus
Lisnahan, Bapak Dominggus Saidjuna, Bapak Mateos Saidjuna, Bapak Sors Bistolen,
Bapak Nahor Bistolen, dan Bapak Melianus Lisnahan.
Pada tanggal 16 Maret 2007 ada pertemuan
sidang Istimewa Klasis Kupang Tengah untuk menjaring Calon Majelis Sinode dan
BPPPJ Sinode periode 2007-2011 di Jemaat Lahairoi-Biupu. Ketua Majelis Jemaat
menyampaikan berita pembangunan pos pelayanan Iungboken secara lisan kepada
KPWK (Bapak Daniel Nenotek, S.Th). Saran KPWK adalah membuat pertemuan internal
dengan majelis jemaat harian, BPPPJ dan Ketua Majelis Jemaat, bertemu secara khusus
dengan Wakil Ketua Majelis Jemaat (Bapak Agustinus Buifena) ditempat
kediamannya pada hari Kamis, 22 Maret 2007, dengan tujuan untuk member tahukan
berita pembangunan pos pelayanan Kuaboke yang sekarang beruba nama Iungboken
(menggunakan bahasa helong) dan menyampaikan saran KPWK. Karena itu diterbitkan
undangan resmi untuk majelis jemaat, BPPPJ dengan jadwal pertemuan pada hari
Jumat, 30 Maret 2007 bertempat di gedung kebaktian jemaat Imanuel Kolhua.
Dalam
pertemuan itu mendapatkan hasil sebagai berikut:
1. Sudah
saatnya membangun pos pelayanan dalam wilayah pelayanan jemaat Imanuel Kolhua.
2. Keputusan
tertinggi akan diambil dalam persidangan majelis jemaat karena itu pokok ini
menjadi agenda pertama dalam persidangan kerja jemaat imanuel kolhua tahun
2007, tanggal 15, 22 dan 29 April.
3. Karena
pembangunan pos pelayanan ini merupakan kebutuhan, maka perlu dipercakapkan
dalam suasana persaudaraan untuk memelihara keutuhan persekutuan dalam jemaat.
4. Untuk
memelihara persekutuan, maka peserta yang hadir dalam pertemuan khususnya
inilah yang akan mengendalikan suhu persidangan kerja Jemaat Imanuel Kolhua
tahun 2007
Pada tanggal 25 April 2007 adalah
persidangan kerja hari pertama, disini keputusan diambil melalui suatu diskusi
panjang dan hangat. Adapun keputusan yang diambil adalah
1. Pos
pelayanan perlu dibangun demi pengembangan pelayanan dan peningkatan mutu
pelayanan jemaat, juga sebagai langkah strategik, antisipatif terhadap
perkembangan jaman yang tidak sehat khususnya menyangkut iman Kristen.
2. Pos
pelayanan dibangun tanpa dana awal dari jemaat induk.
3. Pembangunan
fisik pos pelayanan dilakukan secara bertahap, apa adanya disesuaikan dengan
ketersediaan dana sampai selesai pembangunan fisik gedung kebaktian jemaat
induk.
4. Semua
perhatian pembangunan fisik dipusatkan pada jemaat induk.
5. Pembangunan
fisik pos pelayanan boleh dilaksanakan tetapi anggota jemaat sekitar Iungboken
tetap beribadah di gedung induk. Bilamana pembangunan pos pelayanan selesai,
barulah diadakan pemisahan jemaat secara resmi sehingga keutuhan jemaat tetap
terpelihara.
6. Pembagian
jemaat untuk pos pelayan dan jemaat induk tidak menggunakan system paksa
melainkan dikembalikan pada hak bebas tiap-tiap anggota jemaat untuk menentukan
pilihan sesuai hati nurani masing-masing.
Untuk
melihat keutuhan jemaat, maka persidangan hari kedua, minggu 22 April 2007
dibentuklah panitia pembangunan pos pelayanan dengan komposisi sebagai berikut:
1. Pelindung : Ketua Majelis Jemaat
Imanuel Kolhua
2. Penasehat : Tokoh Jemaat Dan
Masyarakat Di Iungboken
3. Ketua : Ayub S Bistolen
(Penatua Rayon 8)
4. Wakil
Ketua : Markus Bistolen –
Edan (Anggota BPPPJ)
5. Sekretaris
1 : Oktovianus Sina
6. Sekretaris
2 : Abdon Bistolen
(Sekretaris 2 Jemaat Imanuel Kolhua)
7. Bendahara : Feri Bistolen – Radja
8. Ketua
Pelaksana : Yermias Ga
9. Pelaksana
Teknis : Leonard Radja
Panitia ini dilengkapi dengan
seksi-seksi sesuai dengan kebutuhan. Panitia kecil ini diangkat dengan surat
keputusan (SK) jemaat Imanuel kolhua: No.02/SK/MJ-GMIT/2007. Tanggal 22 April
2007 dan diperhadapkan pada Minggu 13 Mei 2007, sekaligus peletakan batu
pertama, yang dipimpin oleh ketua KPWK Kupang Tengah Pdt. Daniel Nenotek, S.Th.
Gedung kebaktian dibangun atas tanah
milik Bapak Thobias Lisnahan, yang dihibahkan pada saat peletakan batu pertama
yang diwakili oleh Bapak Yunus Lisnahan dengan ukuran gedung 8 x 21 m.
peletakan batu pertama diselesaikan dengan swadaya jemaat setempat:
1. 6
ret batu karang di sumbangkan oleh bapak Sors Bistolen
2. Pasir
semen dan besi beton dibeli dengan dana swadaya jemaat sekitar Iungboken.
Sebagai ibu yang melahirkan pos
pelayanan, maka jemaat induk pun mendukung dari kas jemaat uang tunai sebesar
Rp. 500.000,- berdasarkan keputusan rapat para penatua, diaken, koster, BPPPJ
dan majelis harian, Sabtu 12 Mei 2007 jam 19.00 wita digedung kebaktian jemaat
imanuel kolhua.
Hingga saat ini, pekerjaan pembangunan
fisik masih terus berjalan dengan bukti fisik 9 tiang beton induk. Pos
pelayanan ini dinamakan Ebenhaezer yang artinya sampai disini Tuhan Menolong (1 Samuel). Nama ini bukan hanya sekedar dipakai tetapi melalui pergumulan
bersama. Pergumulan ini dilakukan berturut-turut tiga kali digedung induk dan
tiga kali dilokasi pos pelayanan. oleh karena itu penulis akan melampirkan
tabel rayon 8,9 dan 10 sesuai kondisi pada tahun 2007.
Rayon 8
|
Rayon 9
|
Rayon 10
|
1.
Nimrod Kause
2. Eduard
Nenobesi
3. Aleksander
Olbata
4. Nikodemus
Sakuain
5. Robi
Sakuain
6. Herdans
Benggu
7. Dikson
Sakuain
8. Eduard
Saidjuna
9. Nikodemus
Nenobesi
10. Yermias
Bianome
11. Nikodemus
Mandala
12. Bernadus
Bistolen
13. Ayub
Bistolen
14. Tersia
Masneno
15. Yonas
Maure
16. Maria
Bistolen-Sabu
17. Kornelis
Bistolen
18. Lambert
Saidjuna
19. Tersia
Tafuli
20. Nikodemus
Bistolen
|
1.
Nahor Bistolen
2.
Usias Takene
3.
Yunus Lisnahan
4.
Melianus Lisnahan
5.
Yoman Bistolen
6.
Mateos Saidjuna
7.
Polce Kanafu
8.
Yeskial Bistolen
9.
Otner Bistolen
10. Piter
Ngahu
11. Meki
Maleta
12. Alben
Bistolen
13. Lorens
Loinati
14. Agutinus
Saidjuna
15. Abdon
Bistolen
16. Istafanus
Samene
17. Bendelina
Bistolen
18. Yohanis
Tumbonat
19. Yunus
Sabneno
|
1. Soleman
Saidjuna
2. Yan
Bistolen
3. Yohanes
Samene
4. Harun
Saidjuna
5. Dominggus
Saidjuna
6. Milton
Baitanu
7. Thobias
Lisnahan
8. Ferdinan
Bistolen
9. Sors
Bistolen
10. Daniel
Bistolen
11. Elisabeth
Boys
12. Yohanis
Saidjuna
13. Jon
Linome
14. Gamelial
Buifena
15. Fredik
Bistolen
16. Esthon
Bistolen
17. Maksi
Buifena
18. Sem
Bistolen
19. Lukas
Ngahu
|
Setelah gedung kebaktian pos pelayanan
secara fisik mencapai 75 % maka disepakati untuk mulai melaksanakan kebaktian
Minggu pukul 07.30 dengan penanggungjawab Pnt. Otniel Olbata dan Sekretaris
Pnt. Rukmi Saidjuna Bendahara. Pnt, Feri Bistolen-Radja. Sedangkan ibadah
pospel dilaksanakan setiap hari senin jam 19.00 (07.00 malam)
Pos Pelayanan dinaikkan status menjadi
mata jemaat pada tanggal 13 Mei 2014 oleh Pdt. Gayus D Polin, S.Th. Sekaligus
peletakan batu pertama gedung Pastori Mata Jemaat Ebenhaezer Iungboken. Dengan
dinaikan status menjadi mata jemaat maka semua pelayanan Sakramen, Pelayanan
Mingguan, ibadah RT, Kategorial dilaksanakan sendiri oleh panatua, diaken,
pengajar antar waktu, untuk periode 2014 / 2016. Mata Jemaat Ebenhaezer
Iungboken terdiri dari 3 rayon dengan jumlah presbiter sebanyak 42 orang.
Jumlah kepala keluarga dalam mata jemaat sebanyak 54 kepala keluarga di tahun
2016.
Pada hari Minggu, Tanggal 1 Mei 2016,
jam 17.00 wita (jam 05 sore) Tokoh Masyarakat dan Majelis Mata Jemaat bersama
Ibu Pdt. Rosalina. A. M. Sunbanu-Nenobais, S.Th, bertemu dengan keluarga Tuan (
Bapak Hemi Tuan), dengan tujuan membicarakan penambahan lokasi tanah gereja dan
dalam pertemuan itu disepakati harga per meter 125,000,- jadi keluarga Tuan
memberi ukuran tanah seluas 20 x 45 m2. Jadi gereja harus membayar
tanah tersebut dengan harga 92.000.000. Dalam pertemuan itu dihadiri oleh semua
keluarga Tuan dan tokoh-tokoh jemaat serta majelis yang hadir pada saat itu
adalah:
Pdt. Rosalina A.M
Sunbanu-Nenobais, S,Th.
Pnt. Ayub S Bistolen.
Pnt. Oktivianus Sina
Bapak Yunus Lisnahan
Bapak Sors Bistolen
Pnt. Erykh Lisnahan,
S.Pd
Pnt. Feri
Bistolen-Radja
Pnt. Yohanes Bianome
Dkn. Erwin Saidjuna
Dkn. Jhon Tamelan
Anak Filpina Jelma
Lisnahan
Dalam
pertemuan tersebut keluarga Tuan juga tidak keberatan karena dijual kepada
gereja. Rencana untuk membeli tanah ini memang sudah sejak lama di pikirkan
oleh para Presbiter dan orang tua di Iungboken dengan tujuan pelebaran lokasi
gereja.
Pentabisan
pendeta kedua yang ditempatkan di Mata Jemaat Ebenhaezer Iungboken dilaksanakan
di jemaat Induk yakni pada hari Minggu, 17 Juli 2016 bertepatan dengan gereja
panen jemaat induk. Pendeta kedua yang di tempatkan di Mata Jemaat Ebenhaezer
Iungboken adalah Pdt. Eliza Y Riri, S,Th
Pada
tanggal 17 Juli 2016 Gereja Ebenhaezer mendapatkan Pendeta ke dua dari Imnauel
Kolhua yakni Pdt. Elisa Y Riri, S.Th dan dilaksakan pertemuan dengan Ketua
Majelis Klasis Kupang Tengah Pdt. Gayus D Polin, S,Th pada tanggal 26 Juli 2016
tentang studi kelayakan Mata jemaat Ebenhaezer Iungboken, dan hasil keputuaan: mata jemaat secara adiministrasi telah layak
untuk mandiri dan SK akan diterbitkan pada bulan Oktober namun pada hari ini
Minggu tanggal 18 September 2016 mata jemaat resmi mandiri menjadi jemaat
mandiri dengan ketua majelis jemaat yakni Bapak Pdt. Eliza Y Riri, S.Th sebagai
Pendeta definitive di Jemaat Ebenhaezer Iungboken.[1]
SEMOGA PELAYANAN INI
TERUS DI WARTAKAN
EBENHAEZER
Komentar
Posting Komentar