Sejarah Kolhua
Sejarah Kolhua (salah satu tempat kediaman suku Helong yang masih tersisa di Kota Kupang),
1. Gambaran
Umum Tentang Kelurahan Kolhua (letak, luas, kependudukan, mata pencaharian,
pendidikan, stratafikasi sosial, fasilitas umum dalam kelurahan )
Kelurahan Kolhua terletak di Kota Kupang Kecamatan
Maulafa, dengan luas wilayah 2.800 Ha. Batas wilayah sebelah Timur berbatasan
dengan Desa Baumata, Oeltua (Uitua), Oelatsala (Ui latsala) Kabupetan kupang,
sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Bello, sebelah Utara berbatasan
dengan Kelurahan Oepura (Ui Bobon) dan Kelurahan Maulafa dan kelurahan Naimata,
sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Desa Uilomin, Tunfeu (Tua Lulin),
Bismarak (Ui Lila) Kabupaten Kupang.
Jumlah Wilayah Kelurahan Kolhua meliputi 39 RT dan 13 RW dengan Penduduk
Kelurahan Kolhua Tahun 2016 berjumlah 1.687 kepala Keluarga dengan jiwa, L: 3.298 P: 3.359. jiwa di kelurahan
kolhua tahun 2016 adalah 6.657 jiwa.
Nama Kelurahan Kolhua diambil dari Bahasa Helong
yakni dari kata “Ko” (Kolong) yang artinya “Buka”
dan “Hua” yang artinya “Melahirkan” jadi
Kolhua artinya Buka Baru Melahirkan.
Secara etimologi Buka Baru Melahirkan
diibaratkan seperti seorang “Perempuan/Ibu”
yang mengandung anak lalu pada saat melahirkan merasakan sakit namun harus
membuka semua pakian untuk bebas melahirkan anak dengan suka cita. Kolhua merupakan tempat penting bagi penduduk
asli Helong di Kupang karena sampai dengan tahun 2016 rata-rata penduduknya
masih menggunakan bahasa Ibu yakni Bahasa Helong, meskipun perkembangan Kota
Kupang yang makin hari kian berkembang. Buka baru melahirkan mengandung nilai
sejarah yang perlu di gali karena bisa saja melahirkan jejak leluhur orang
Helong yang menyebar di Timor Bagian Barat. Misalnya dari Kolhua leluhur orang
Helong Kolhua ada yang menuju ke Tua Lulin (Tualeu), Falun Sina (Noel Sinas),
Bismarak (Uilila), Uilatsala (Oelatsala), Uihani (Oehani), Uibali (Oebali).
Kolhua pada masa sebelum Desa atau Kelurahan di
kenal dengan Tamukung fatukatunutu (Baut Tlutu). Berikutnya adalah susunan
pemerintahan dari Tamukung sampai Kelurahan (Sumber "Alm. Thobias Lisnahan", Arnolus Konis,Bai Usias Takene, Sabtu 29
Oktober 2016, jam 07.000).
a. Se
Olbata :
Tamukung Fatuknutu, ± Tahun. 1950
b. Koe
Neno Bistolen :
Tamukung Fatuknutu, ± Tahun 1960.
c. Mateos
Buifena :
Tamukung, Tahun 1968-1977
d. Barnabas
Bistolen : Kepala
Desa Tahun 1978-1983
e. Musa
Lopo :
Kepala Desa Tahun 1983-1994
f. Petrus
Leoanak :
Kepala Desa Tahun 1995-1998
g. Simon
Niab :
Lurah Tahun 1999-2005
h. James
D.R. Balo :
Lurah Tahun 2005-2007
i.
Hendry Sede, STTP : Lurah Tahun 2008-2009
j.
Yulianto B.S. Mandala, STTP : Lurah Tahun 2009-2011
k. Petrus
Poy :
Lurah Tahun 2011-2012
l.
Simon Niab : Lurah Tahun 2012-2016 (Pensiun)
m. Johan
D.A. Lopo, SE : Lurah
tahun, 1 Mei – 30 Juni sebagai PLH. Lurah. Lurah Defenetif 1 Juli 2016
Juru
Tulis Dari Tamukung Se Olbata dan Koe Neno Bistolen adalah Daud Lisnahan (Az
Ana). Dan meninggal pada Tahun 1961. Pada jaman para tamukung Daud Lisnahan (Az
Ana) adalah satu-satunya orang kolhua yang pandai membaca dan menulis serta
mampu menciptakan waktu/jam dengan menggunakan cara sederhana yaitu daun tuak
di anyam persis seperti jam lalu jarum jam menggunakan lidi dari daun tuak dan
mengguanakan bantuan arah angin serta matahari untuk menentukan waktu yang
tepat sesuai jam. Cara ini pun saya sulit untuk dijelaskan, namun menjadi
cerita turun terumurun.
Sejarah penfui dolo
BalasHapus